SEMARANG (inisemarang.com)--Pemkot Semarang terus berupaya mengurangi kawasan kumuh di antaranya menargetkan rehab 7.000 rumah tidak layak huni (RTLH).
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan menargetkan rehab 7.000 RTLH, 1.400 di antaranya akan direhab pada tahun ini. Sedangkan tahun depan dilanjutkan rehab 2.100 RTLH, dan sisanya 3.500 RTLH dilanjutkan tahun berikutnya.
Pemkot tak hanya berkonsentrasi pada pemanfaatan anggaran pembangunan daerah, tetapi juga menggandeng pihak swasta untuk berpartisipasi.
“Hitungannya kalau hanya bertumpu pada APBD saja, Insya Allah baru akan selesai 3 tahun. Untuk itu ingin saya dengan keterlibatan swasta maka pembangunannya dapat lebih cepat. Tidak perlu menunggu sampai 2021, tahun 2019 saja sangat mungkin selesai,” katanya, saat meresmikan penyelesaian rehab rumah tidak layak huni di Kelurahan Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, Senin (4/6/2018).
Kendati luas kawasan kumuh di Kota Semarang sudah berkurang drastis dari yang semula seluas 415 Ha pada 2017 menjadi 300 Ha pada 2018, Hendi menuturkan luasan kawasan kumuh yang tersisa juga masih menjadi pekerjaan rumah besar.
“Tapi intinya kami ingin mengubah sudut pandang terkait ini (kawasan kumuh), dari yang semula menjadi beban kota, menjadi tanggung jawab kota, seluruhnya bukan hanya pemerintah kota saja," katanya.
Hendi mengatakan jika sudut pandangnya sudah berubah, pihak swasta jadi tidak perlu dikejar-kejar untuk bisa partisipasi, melainkan sebaliknya, justru pihak swasta yang menggandeng pemerintah.
Mulyadi salah satu filantropi di Kota Semarang, yang juga merupakan pengurus Yayasan Sam Poo Kong dalam kesempatan tersebut menceritakan dirinya tergerak untuk berkontribusi karena melihat lingkungan di sekitarnya sendiri masih banyak yang membutuhkan dan rumahnya tidak layak.
“Karena itu kita terpanggil untuk membantu sesuai kemampuan kami. Sebagian dana tersebut kami himpun dari dana CSR dan sisanya dari para pengurus. Ke depan selama kita bisa membantu akan terus kita upayakan,” tutur Mulyadi.
Tak hanya sekali, sebelum merampungkan rehab sebuah rumah tidak layak huni di Kelurahan Bongsari pada bula Juni ini, di bulan lalu (Mei) Mulyadi juga mewakili beberapa filantropi yang ada di Kota Semarang meresmikan penyelesaian rehab rumah tidak laya huni di Kelurah Bongsari, Semarang Barat juga. (Sumber: semarangkota.go.id/pan)
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan menargetkan rehab 7.000 RTLH, 1.400 di antaranya akan direhab pada tahun ini. Sedangkan tahun depan dilanjutkan rehab 2.100 RTLH, dan sisanya 3.500 RTLH dilanjutkan tahun berikutnya.
Pemkot tak hanya berkonsentrasi pada pemanfaatan anggaran pembangunan daerah, tetapi juga menggandeng pihak swasta untuk berpartisipasi.
Kendati luas kawasan kumuh di Kota Semarang sudah berkurang drastis dari yang semula seluas 415 Ha pada 2017 menjadi 300 Ha pada 2018, Hendi menuturkan luasan kawasan kumuh yang tersisa juga masih menjadi pekerjaan rumah besar.
“Tapi intinya kami ingin mengubah sudut pandang terkait ini (kawasan kumuh), dari yang semula menjadi beban kota, menjadi tanggung jawab kota, seluruhnya bukan hanya pemerintah kota saja," katanya.
Hendi mengatakan jika sudut pandangnya sudah berubah, pihak swasta jadi tidak perlu dikejar-kejar untuk bisa partisipasi, melainkan sebaliknya, justru pihak swasta yang menggandeng pemerintah.
Mulyadi salah satu filantropi di Kota Semarang, yang juga merupakan pengurus Yayasan Sam Poo Kong dalam kesempatan tersebut menceritakan dirinya tergerak untuk berkontribusi karena melihat lingkungan di sekitarnya sendiri masih banyak yang membutuhkan dan rumahnya tidak layak.
“Karena itu kita terpanggil untuk membantu sesuai kemampuan kami. Sebagian dana tersebut kami himpun dari dana CSR dan sisanya dari para pengurus. Ke depan selama kita bisa membantu akan terus kita upayakan,” tutur Mulyadi.
Tak hanya sekali, sebelum merampungkan rehab sebuah rumah tidak layak huni di Kelurahan Bongsari pada bula Juni ini, di bulan lalu (Mei) Mulyadi juga mewakili beberapa filantropi yang ada di Kota Semarang meresmikan penyelesaian rehab rumah tidak laya huni di Kelurah Bongsari, Semarang Barat juga. (Sumber: semarangkota.go.id/pan)
Saat ini 0 komentar :